Kabut Asap Kembali Selimuti Berau, Karhutla Diduga Penyebabnya

INFO BERAU,–KABUPATEN BERAU, Kalimantan Timur – Kabut asap kembali melanda Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dengan kondisi semakin memprihatinkan. Kabut asap tebal ini diduga sebagai dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda wilayah ini. Dampaknya dirasakan secara signifikan dengan penurunan drastis jarak pandang di berbagai daerah.
Dugaan Pelanggaran Kode Etik dan Perilaku Hakim Dilaporkan ke Badan Pengawas Mahkamah Agung
Dua Pelaku Pembakaran Hutan Dan Lahan Diringkus Polres Berau
Kondisi ini semakin memburukkan kualitas udara dan mengganggu aktivitas sehari-hari penduduk Berau. Kabut asap telah menyelimuti wilayah ini selama tiga hari berturut-turut, dan semakin pekat seiring dengan musim kemarau yang berlangsung. Salah satu faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah banyaknya pembukaan lahan perkebunan oleh warga dengan cara membakarnya.
Seorang warga Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau, mengungkapkan kekhawatirannya, “Kondisi kabut asap semakin memburuk setiap harinya. Kami sudah mengalaminya selama tiga hari ini. Kami yakin ini adalah dampak dari pembukaan lahan perkebunan yang dibakar oleh beberapa warga.”
Meskipun kabut asap semakin parah, masyarakat Berau tetap berusaha menjalani aktivitas sehari-hari mereka seperti biasa. Pedagang kaki lima dan aktivitas sekolah tetap berjalan, meskipun harus dilakukan dengan berhati-hati karena kualitas udara yang buruk.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Berau, hingga Kamis, 7 September 2023, tercatat ada 128 titik hotspot yang terdeteksi di wilayah Kabupaten Berau. Jumlah ini menjadikan Berau sebagai salah satu wilayah dengan jumlah hotspot terbanyak di Kalimantan Timur.
Pemerintah setempat telah melakukan upaya maksimal untuk mengatasi karhutla dan meminimalisir dampak kabut asap ini. Namun, situasi masih menjadi perhatian serius, dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kualitas udara yang buruk. Upaya untuk mengendalikan karhutla dan mengurangi dampaknya terus dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan penduduk Berau.(*/)